Keberhasilan seseorang dalam melakukan perjalanan ditentukan oleh perencanaan dan
persiapan sebelum melakukan perjalanan. Gagal dalam melakukan sebuah perencanaan
perjalanan berarti merencanakan kegagalan dalam suatu perjalanan.
Banyak orang yang mendapat kecelakaan saat melakukan perjalanan
karena mereka tidak mempersiapkan rencana perjalanan dengan baik. Jadi apa
saja persiapan yang harus dilakukan bagi seorang penggiat alam terbuka? kema
mpuan yang harus dimiliki oleh seorang penggiat alam bebas, yaitu :
Pemetaan Menggunakan Peta Dasar & Peta Topografi
Pemetaan Menggunakan Peta Dasar
Cara lain pelaksanaan pemetaan, dapat
dilakukan dengan pemetaan secara langsung di lapangan dengan menentukan
titik-titik pengamatan yang kemudian titik-titik pengamatan tersebut, di
plotkan kedalam peta dasar atau folio udara. Setiap data unsur yang
diamati di plotkan keatas kertas peta berupa simbol-simbol titik,
garis, arsiran dan penawaran. Titik-titik pengamatan yang telah
ditentukan dinyatakan sebagai Penentuan Titik Lokasi Pengamatan.
Pelaksanaan pemetaan secara langsung,
akan menghasilkan peta lapangan yang akan dipergunakan untuk melakukan
analisis data dan interprestasi, yang dapat dipergunakan dalam berbagai
tujuan aplikasi, sehingga akurasi / mutu suatu penelitian akan sangat
tergantung pada kecermatan dan ketetapan pemindahan data lapangan dan
ketetapan penentuan lokasi pengamatan kedalam peta dasar. Ketidak
cermatan didalam ploting data lapangan kedalam peta dasar akan
memberikan kesalahan dalam interprestasi. Pemetaan Menggunakan Peta Dasar
Cara pelaksanaan pemetaan dengan
penentuan titik lokasi pengamatan, dilakukan dengan menggunakan peta
topografi sebagai peta dasar, dan didukung oleh instrument kompas
geologi, GPS serta peralatan tulis dan gambar secara langsung di
lapangan
Peta topografi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Peta topografi adalah jenis peta yang ditandai dengan skala besar dan detail, biasanya menggunakan garis kontur dalam pemetaan modern. Sebuah peta topografi biasanya terdiri dari dua atau lebih peta yang tergabung untuk membentuk keseluruhan peta. Sebuah garis kontur merupakan kombinasi dari dua segmen garis yang berhubungan namun tidak berpotongan, ini merupakan titik elevasi pada peta topografi.Pusat Informasi Peta Topografi Kanada memberikan definisi untuk peta topografi sebagai berikut: [1]
Penulis lain mendefinisikan peta topografi dengan membandingkan mereka dengan jenis lain dari peta, mereka dibedakan dari skala kecil "peta sorografi" yang mencakup daerah besar, [2][3] "peta planimetric" yang tidak menunjukkan elevasi, [4] dan "peta tematik" yang terfokus pada topik tertentu [5]Sebuah peta topografi adalah representasi grafis secara rinci dan akurat mengenai keadaan alam di suatu daratan.
Karakteristik unik yang membedakan peta topografi dari jenis peta lainnya adalah peta ini menunjukkan kontur topografi atau bentuk tanah di samping fitur lainnya seperti jalan, sungai, danau, dan lain-lain. Karena peta topografi menunjukkan kontur bentuk tanah, maka peta jenis ini merupakan jenis peta yang paling cocok untuk kegiatan outdoor dari peta kebanyakan.
Materi Survival Dasar
Dalam melakukan perjalanan Alam terbuka, seorang Petualang perlu
membekali diri dengan pengetahuan SURVIVAL. Survival berasal dari kata
survive yang berarti mampu mempertahankan diri dari keadaan tertentu
.dalam hal ini mampu mempertahankan diri dari keadaan yang buruk dan
kritis. Survivor adalah orang yang sedang mempertahankan diri dari
keadaan yang buruk.
Cara Menggunakan Kompas
Cara Menggunakan Kompas
Untuk menjelaskan cara menggunakan kompas yang baik akan diberikan contoh penggunaan kompas bidik.
-
Buka tutup kompas, sedemikian hingga tegak lurus.
-
Tarik pengait jempol ke bawah.
-
Masukkan ruas pertama jempol kanan ke dalam cincin tersebut.
-
Telunjuk sejajar dan memegang penutup yang berdiri tegak. Jari-jari lain memegang penutup kompas.
-
Lengan lurus ke depan.
-
Dekatkan kompas ke depan mata.
Teknik Dasar Navigasi Darat
PENDAHULUAN
Sebagai penggiat kegiatan alam bebas, pengetahuan tentang medan merupakan sebuah modal yang harus dimiliki. Pengetahuan penguasaan medan akan mempermudah kita untuk mencapai tujuan tertentu dan target tertentu dalam kegiatan alam bebas. Selain itu, penguasaan medan ini juga dapat berguna dalam kegiatan-kegiatan kemanusiaan. Untuk pelaksanaan tugas SAR, evakuasi, dll. Pengetahuan tentang medan ini antara lain meliputi survival, teknik hidup di alam bebas, dan navigasi darat. Selain mungkin ada bebarapa materi pendukung seperti perencanaan perjalanan, kesehatan perjalanan, komunikasi lapangan, pengetahuan geologi, pengetahuan lingkungan, dll.
Sebagai penggiat kegiatan alam bebas, pengetahuan tentang medan merupakan sebuah modal yang harus dimiliki. Pengetahuan penguasaan medan akan mempermudah kita untuk mencapai tujuan tertentu dan target tertentu dalam kegiatan alam bebas. Selain itu, penguasaan medan ini juga dapat berguna dalam kegiatan-kegiatan kemanusiaan. Untuk pelaksanaan tugas SAR, evakuasi, dll. Pengetahuan tentang medan ini antara lain meliputi survival, teknik hidup di alam bebas, dan navigasi darat. Selain mungkin ada bebarapa materi pendukung seperti perencanaan perjalanan, kesehatan perjalanan, komunikasi lapangan, pengetahuan geologi, pengetahuan lingkungan, dll.
Tehnik Panjat Tebing
Panjat tebing akan lebih mudah jika kita mengetahui struktur gunung
serta rute, karena nantinya akan memudahkan dalam pengambilan istirahat
dan juga mengetahui kondisi cuaca dan suhu. Terutama arah angin, karena
memanjat dari dinding sisi selatan lebih sulit jika angin bertiup dari
arah selatan di banding angin bertiup dari sebelah utara.
PERALATAN PANJAT TEBING
1. Tali
Fungsi utama tali adalah untuk melindungi pendaki dari kemungkinan jatuh sampai menyentuh tanah ( freefall ). Berbagai jenis tali yang digunakan dalam Panjat Tebing adalah :
a. Tali serat alam
Jenis tali ini sudah jarang digunakan. Kekuatan tali ini sangat rendah dan mudah terburai. Tidak memiliki kelenturan, sehingga membahayakan pendaki.
b. Hawser Laid
Tali sintetis, plastik, yang dijalin seperti tali serat alam. Masih sering digunakan terutama untuk berlatih turun tebing. Tali ini relatif lebih kuat dibanding tali serat alam dan tidak berserabut. Kelemahannya adalah kurang tahan terhadap zat kimia, sulit dibuat simpul dan mempunyai kelenturan rendah serta berat.
c. Core dan Sheat Rope ( Kernmantel Rope )
Tali yang paling banyak digunakan saat ini, terdiri dari lapisan luar dan dalam. Yang terkenal adalah buatan Edelrid, Beal dan Mammut. Ukuran tali yang umum dipakai bergaris tengah 11 mm, panjang 45 m. Untuk pendakian yang mudah, snow climbing, atau untuk menaikkan barang dipakai yang berdiameter 9 mm atau 7 mm. Tali ini memiliki sifat - sifat :
- Tidak tahan terhadap gesekan dengan tebing, terutama tebing laut ( cliff ). Bila dipakai untuk menurunkan barang, sebaiknya bagian tebing yang bergesekan dengan tali diberi alas ( pading ). Tabu untuk menginjak tali jenis ini.
- Peka ( tidak tahan ) dengan zat kimia.
- Tidak tahan terhadap panas. Bila tali telah dicuci sebaiknya dijemur di tempat teduh.
- Memiliki kelenturan yang baik bila mendapat beban kejut ( karena pendaki jatuh, misalnya ).
Pada umumnya tali - tali tersebut akan berkurang kekuatannya bila dibuat simpul. Sebagai contoh, simpul delapan ( figure of eight ) akan mengurangi kekuatan tali sampai 10%. Karena sifat tali yang demikian, maka dibutuhkan perawatan dan perlakuan yang baik dan benar. Cara menggulung tali juga perlu diperhatikan agar tidak kusut, sehingga tidak mudah rusak dan mudah dibuka bila akan digunakan. Ada beberapa cara menggulung tali, antara lain :
- Mountaineers coil
- Skein coil
- Royal robin style
PERALATAN PANJAT TEBING
1. Tali
Fungsi utama tali adalah untuk melindungi pendaki dari kemungkinan jatuh sampai menyentuh tanah ( freefall ). Berbagai jenis tali yang digunakan dalam Panjat Tebing adalah :
a. Tali serat alam
Jenis tali ini sudah jarang digunakan. Kekuatan tali ini sangat rendah dan mudah terburai. Tidak memiliki kelenturan, sehingga membahayakan pendaki.
b. Hawser Laid
Tali sintetis, plastik, yang dijalin seperti tali serat alam. Masih sering digunakan terutama untuk berlatih turun tebing. Tali ini relatif lebih kuat dibanding tali serat alam dan tidak berserabut. Kelemahannya adalah kurang tahan terhadap zat kimia, sulit dibuat simpul dan mempunyai kelenturan rendah serta berat.
c. Core dan Sheat Rope ( Kernmantel Rope )
Tali yang paling banyak digunakan saat ini, terdiri dari lapisan luar dan dalam. Yang terkenal adalah buatan Edelrid, Beal dan Mammut. Ukuran tali yang umum dipakai bergaris tengah 11 mm, panjang 45 m. Untuk pendakian yang mudah, snow climbing, atau untuk menaikkan barang dipakai yang berdiameter 9 mm atau 7 mm. Tali ini memiliki sifat - sifat :
- Tidak tahan terhadap gesekan dengan tebing, terutama tebing laut ( cliff ). Bila dipakai untuk menurunkan barang, sebaiknya bagian tebing yang bergesekan dengan tali diberi alas ( pading ). Tabu untuk menginjak tali jenis ini.
- Peka ( tidak tahan ) dengan zat kimia.
- Tidak tahan terhadap panas. Bila tali telah dicuci sebaiknya dijemur di tempat teduh.
- Memiliki kelenturan yang baik bila mendapat beban kejut ( karena pendaki jatuh, misalnya ).
Pada umumnya tali - tali tersebut akan berkurang kekuatannya bila dibuat simpul. Sebagai contoh, simpul delapan ( figure of eight ) akan mengurangi kekuatan tali sampai 10%. Karena sifat tali yang demikian, maka dibutuhkan perawatan dan perlakuan yang baik dan benar. Cara menggulung tali juga perlu diperhatikan agar tidak kusut, sehingga tidak mudah rusak dan mudah dibuka bila akan digunakan. Ada beberapa cara menggulung tali, antara lain :
- Mountaineers coil
- Skein coil
- Royal robin style
Bermacam cara menggulung tali |
Tips memilih sepatu panjat tebing
Dalam panjat tebing, sepatu mempunyai
perananan yang sangat penting. Bukan sekedar melindungi kaki, tapi
membantu Anda untuk menginjak, mencengkeram dan berinteraksi dengan
batu-batu yang akan Anda lewati. Oleh karena itu, sepatu panjat tebing
didesain dengan bentuk yang berbeda-beda untuk setiap situasi. Maka
jangan heran kalau Anda menemukan banyak sekali tipe sepatu panjat
tebing. Untuk memilihnya Anda harus menyesuaikan dengan bentuk kaki
Anda dan juga medan yang akan Anda lalui. Ada tiga hal yang dapat Anda
jadikan pertimbangan untuk memilih jenis sepatu, yaitu:
Pertama. Buat rencana panjat tebing Anda. Langkah pertama untuk mendapatkan sepatu yang tepat adalah menentukan jenis, lokasi dan tujuan petualangan Anda. Di sini Anda sudah memilih jenis panjat tebing yang akan Anda jalani, apakah pada tingkat permulaan, menengah dan mahir. Terus tentukan lokasi dan rute yang akan dilewati. Selanjutnya Anda tinggal memilih sepatu, apakah untuk keperluan panjat tebing dalam jangka panjang, seharian atau cuma beberapa saat. Anda perlu juga membedakan jenis sepatu untuk kompetisi dan rekreasi. Ingat pula teknik panjat yang akan Anda pakai, apakah edging, smears, pocket climbing, krack climbing atau kombinasi dari berbagai teknik itu.
Memang, tidak ada sepatu yang bisa memenuhi semua kriteria di atas. Namun, setidaknya Anda bisa mencari sepatu yang hampir memenuhi kebutuhan Anda. Misal, Anda seorang pemula maka Anda bisa memilih sepatu serba guna yang dapat Anda pakai untuk berbagai lokasi pemanjatan. Jika Anda seorang panjat tebing senior, Anda bisa memilih jenis sepatu yang sesuai dengan lokasi khusus yang akan Anda lewati. Perfoma sepatu pemanjatan tergantung pada bahan yang dipakai serta cara pembuatannya. Berikut ini ada beberapa perbedaan dan perbandingan dari setiap jenis sepatu:
Pertama. Buat rencana panjat tebing Anda. Langkah pertama untuk mendapatkan sepatu yang tepat adalah menentukan jenis, lokasi dan tujuan petualangan Anda. Di sini Anda sudah memilih jenis panjat tebing yang akan Anda jalani, apakah pada tingkat permulaan, menengah dan mahir. Terus tentukan lokasi dan rute yang akan dilewati. Selanjutnya Anda tinggal memilih sepatu, apakah untuk keperluan panjat tebing dalam jangka panjang, seharian atau cuma beberapa saat. Anda perlu juga membedakan jenis sepatu untuk kompetisi dan rekreasi. Ingat pula teknik panjat yang akan Anda pakai, apakah edging, smears, pocket climbing, krack climbing atau kombinasi dari berbagai teknik itu.
Memang, tidak ada sepatu yang bisa memenuhi semua kriteria di atas. Namun, setidaknya Anda bisa mencari sepatu yang hampir memenuhi kebutuhan Anda. Misal, Anda seorang pemula maka Anda bisa memilih sepatu serba guna yang dapat Anda pakai untuk berbagai lokasi pemanjatan. Jika Anda seorang panjat tebing senior, Anda bisa memilih jenis sepatu yang sesuai dengan lokasi khusus yang akan Anda lewati. Perfoma sepatu pemanjatan tergantung pada bahan yang dipakai serta cara pembuatannya. Berikut ini ada beberapa perbedaan dan perbandingan dari setiap jenis sepatu:
SEJARAH PANJAT TEBING
Aktivitas panjat tebing sudah dikenal
masyarakat sejak lama bahkan masyarakat tradisional, mereka melakukan
pemanjatan guna mencari sumber kehidupan ataupun perlindungan, khususnya
didaerah pantai dan kawasan karst untuk mencari sarang burung atau
sumber mata air. Tetapi mereka tidak memakai system dan prosedur yang
baku seperti dalam olahraga panjat tebing sehingga faktor keamanan dan
tingkat resiko yang dihadapi sangatlah tinggi.
Panjat tebing pertama kali dikenal di kawasan benua Eropa tepatnya di kawasan pegunungan Alpen sebelum perang Dunia I. Pada awal tahun 1910 dinegara Austria mulai diperkenalkan penggunaan peralatan-peralatan yang digunakan untuk menunjang dalam kegiatan panjat tebing seperti carabiner (cincin kait) dan piton (paku tebing) yang pada saat itu masih terbuat dari besi baja. Dan berawal dari situlah para pendaki dari Austria dan Jerman mulai mengembangkan peralatan dan teknik olah raga ini. Seiring waktu yang terus berjalan peralatan olah raga ini banyak mengalami inovasi, terutama pada bahan pembuatannya, uji kekuatan gaya tariknya, kepraktisan penggunaan alat serta prosedur keamanan alat yang telah distandartkan.
Panjat tebing pertama kali dikenal di kawasan benua Eropa tepatnya di kawasan pegunungan Alpen sebelum perang Dunia I. Pada awal tahun 1910 dinegara Austria mulai diperkenalkan penggunaan peralatan-peralatan yang digunakan untuk menunjang dalam kegiatan panjat tebing seperti carabiner (cincin kait) dan piton (paku tebing) yang pada saat itu masih terbuat dari besi baja. Dan berawal dari situlah para pendaki dari Austria dan Jerman mulai mengembangkan peralatan dan teknik olah raga ini. Seiring waktu yang terus berjalan peralatan olah raga ini banyak mengalami inovasi, terutama pada bahan pembuatannya, uji kekuatan gaya tariknya, kepraktisan penggunaan alat serta prosedur keamanan alat yang telah distandartkan.
Di Indonesia olahraga panjat tebing
sendiri telah terbentuk sejak tahun 1988 yang memiliki organisasi yang
pada saat itu bernama FPGTI (Federasi Panjat Gunung Dan Panjat Tebing
Indonesia) yang kemudian berganti nama dengan FPTI (Federasi Panjat
Tebing Indonesia) sampai sekarang ini.
DEFINISI PANJAT TEBING
Panjat tebing atau istilah asingnya
dikenal dengan Rock Climbing merupakan salah satu dari sekian banyak
olah raga alam bebas dan merupakan salah satu bagian dari mendaki gunung
yang tidak bisa dilakukan dengan cara berjalan kaki melainkan harus
menggunakan peralatan dan teknik-teknik tertentu untuk bisa melewatinya.
Pada umumnya panjat tebing dilakukan pada daerah yang berkontur batuan
tebing dengan sudut kemiringan mencapai lebih dari 45° dan mempunyai
tingkat kesulitan tertentu.
Pada dasarnya olah raga panjat tebing adalah suatu olah raga yang mengutamakan kelenturan, kekuatan / daya tahan tubuh, kecerdikan, kerja sama team serta ketrampilan dan pengalaman setiap individu untuk menyiasati tebing itu sendiri. Dalam menambah ketinggian dengan memanfaatkan cacat batuan maupun rekahan / celah yang terdapat ditebing tersebut serta pemanfaatan peralatan yang efektif dan efisien untuk mencapai puncak pemanjatan.
Pada awalnya panjat tebing merupakan olah raga yang bersifat petualangan murni dan sedikit sekali memiliki peraturan yang jelas, seiring dengan berkembangnya olah raga itu sendiri dari waktu kewaktu telah ada bentuk dan standart baku dalam aktifitas dalam panjat tebing yang diikuti oleh penggiat panjat tebing. Banyaknya tuntutan tentang perkembangan olah raga ini memberi alternatif yang lain dari unsur petualangan itu sendiri. Dengan lebih mengedepankan unsur olah raga murni (sport).
Pada dasarnya olah raga panjat tebing adalah suatu olah raga yang mengutamakan kelenturan, kekuatan / daya tahan tubuh, kecerdikan, kerja sama team serta ketrampilan dan pengalaman setiap individu untuk menyiasati tebing itu sendiri. Dalam menambah ketinggian dengan memanfaatkan cacat batuan maupun rekahan / celah yang terdapat ditebing tersebut serta pemanfaatan peralatan yang efektif dan efisien untuk mencapai puncak pemanjatan.
Pada awalnya panjat tebing merupakan olah raga yang bersifat petualangan murni dan sedikit sekali memiliki peraturan yang jelas, seiring dengan berkembangnya olah raga itu sendiri dari waktu kewaktu telah ada bentuk dan standart baku dalam aktifitas dalam panjat tebing yang diikuti oleh penggiat panjat tebing. Banyaknya tuntutan tentang perkembangan olah raga ini memberi alternatif yang lain dari unsur petualangan itu sendiri. Dengan lebih mengedepankan unsur olah raga murni (sport).
Rock climbing
The Stephen J. Wampler Foundation today announced that its founder, Steve Wampler, was named the winner in the Sports Illustrated Gillette® Odor Shield “Sweat for Greatness” Contest. The Wampler Foundation will receive $25,000 as the Grand Prize, and Steve attended the Sports Illustrated and Gillette “Sportsman of the Year” event, held last night in New York City. The funds from the grand prize will be used support outdoor recreation programs for children with physical disabilities. Steve will also be featured in an upcoming issue of Sports Illustrated magazine, as well as future advertisements for Gillette. Legendary college basketball coaches Mike Krzyzewski and Pat Summitt were named as the SI Sportsman, Sportswoman of Year respectively.
Steve, who has cerebral palsy, was nominated in the “Greatness” contest for his history-making climb of Yosemite’s El Capitan. Widely considered one of the greatest challenges in rock climbing, Steve’s climb of El Capitan took place over a six-day period. With limited use of his arms and no use of his legs, Steve utilized a specialized chair, which he designed himself, and used his arms to pull on a small bar attached to a pulley system. With each pull, he lifted himself four to six inches. A total of approximately 20,000 pull-ups brought him to the summit. Steve was carried back down the mountain in victory by a group of U.S. Marines. Steve’s motivation to do this climb was to raise money for the Wampler Foundation, which offers wilderness programs for children with physical disabilities. These programs are provided at no cost to the campers and their families through sponsorships and donations.
“Reflecting on the first time I stared at El Cap and hashed out this plan to climb it, I can’t believe how far it has taken me and the Wampler Foundation. Winning the ‘Greatness’ contest and participating in the Sportsman of the Year event is beyond a dream come true,” said Stephen J. Wampler, CEO and co-founder of the Wampler Foundation. “Thank you to Gillette, Sports Illustrated and everyone who voted, along with all of my supporters, fans and sponsors—including our community partner ESET—for continuing to recognize the contributions and impact disabled people can have in this world.”
The Gillette Odor Shield “Sweat for Greatness” contest celebrates ordinary men achieving extraordinary things. Fans can vote once per day. To find out more, please visit http://www.si.com/greatness.
To learn more about the Stephen. J. Wampler Foundation, Steve’s climb, or for additional information on how to support the Foundation through financial donations, please visit http://www.wamplerfoundation.org/. The Wampler Foundation is proudly sponsored by ESET.
Steve, who has cerebral palsy, was nominated in the “Greatness” contest for his history-making climb of Yosemite’s El Capitan. Widely considered one of the greatest challenges in rock climbing, Steve’s climb of El Capitan took place over a six-day period. With limited use of his arms and no use of his legs, Steve utilized a specialized chair, which he designed himself, and used his arms to pull on a small bar attached to a pulley system. With each pull, he lifted himself four to six inches. A total of approximately 20,000 pull-ups brought him to the summit. Steve was carried back down the mountain in victory by a group of U.S. Marines. Steve’s motivation to do this climb was to raise money for the Wampler Foundation, which offers wilderness programs for children with physical disabilities. These programs are provided at no cost to the campers and their families through sponsorships and donations.
“Reflecting on the first time I stared at El Cap and hashed out this plan to climb it, I can’t believe how far it has taken me and the Wampler Foundation. Winning the ‘Greatness’ contest and participating in the Sportsman of the Year event is beyond a dream come true,” said Stephen J. Wampler, CEO and co-founder of the Wampler Foundation. “Thank you to Gillette, Sports Illustrated and everyone who voted, along with all of my supporters, fans and sponsors—including our community partner ESET—for continuing to recognize the contributions and impact disabled people can have in this world.”
The Gillette Odor Shield “Sweat for Greatness” contest celebrates ordinary men achieving extraordinary things. Fans can vote once per day. To find out more, please visit http://www.si.com/greatness.
To learn more about the Stephen. J. Wampler Foundation, Steve’s climb, or for additional information on how to support the Foundation through financial donations, please visit http://www.wamplerfoundation.org/. The Wampler Foundation is proudly sponsored by ESET.
Subscribe to:
Posts (Atom)